Penyakit Keputihan Bisa Menyerang Anak-anak Perempuan

Keputihan ternyata tak hanya dialami perempuan dewasa. Anak-anak pun ternyata bisa keputihan juga, lho. Bagaimana mengenali gejala dan mengatasinya? Keputihan adalah keluarnya­ cairan dari vagina, baik pada­ anak-anak maupun pada wanita dewasa. Keputihan merupakan reaksi badan terhadap adanya iritasi, sehingga sel-sel menghasilkan cairan keputihan. Yang membedakan keputihan pada anak dan dewasa adalah penyebabnya.

Pada anak, tergantung usianya, keputihan terbagi ke[utihan sebelum pubertas dan sesudah pubertas. Keputihan yang muncul pada anak yang sudah puber biasanya sama dengan orang dewasa, karena sudah dipengaruhi oleh hormon estrogen. “Sedangkan anak yang belum mengalami pubertas, hormon estrogennya sangat rendah. Akibatnya, anak mudah terinfeksi. Selain itu, organ-organnya pun belum matang, se­hingga perlindungan di daerah kewanitaannya belum baik. Akibatnya mudah terkena infeksi bakteri. Jenis bakterinya juga berbeda dengan pada wanita dewasa,” kata dr. Isabella Riandani, Sp.A dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. “Gejalanya sih, sama, tergantung jenis bakterinya.”

Keputihan bisa muncul di usia berapa saja, bahkan bayi pun bisa mengalami keputihan. Tapi, lanjut Isabella, keputihan pada bayi perempuan biasanya masih normal. Pada bayi, masih terdapat sisa hormon estrogen dari ibunya. “Jadi, keputihannya biasanya normal. Sementara, kalau pada anak, usia 3 tahun misalnya, muncul karena berbagai faktor.”

Bisa Lengket
Penyebab keputihan salah satunya adalah bakteri atau kuman. Faktor-faktor lain yang sering memicu munculnya keputihan pada anak antara lain kebersihan yang kurang terjaga, jarang mengganti popok, daerah di sekitar organ genital yang lembap. “Pada anak perempuan, jarak antara lubang kemaluan dengan lubang anus relatif dekat, sehingga kalau popoknya jarang diganti, kuman bakteri dari anus akan dengan mudah pindah ke depan,” lanjut Isabella. Cebok yang salah juga menjadi penyebab. “Yang benar, cebok itu dari depan ke belakang, sehingga kuman atau bakteri dari anus tidak tertarik ke lubang kemaluan.”

Selain itu, anak-anak biasanya juga suka memegang daerah kemaluannya sendiri. “Nah, kalau tangannya kotor, kuman bisa masuk. Belum lagi kalau lagi anak sedang pilek atau batuk, kemudian pegang-pegang lubang kemaluan, kuman bisa pindah. Di usia 3 tahunan, anak juga sedang dalam tahap explore, jadi ia suka tuh masuk-masukin benda asing ke organ genital. Ini juga bisa jadi penyebab keputihan pada anak."
Apa yang bisa terjadi jika anak sering mengalami keputihan? “Kalau keputihannya sering, daerah organ genital anak bisa mengalami perubahan. Misalnya, bisa mengakibatkan bibir vagina lecet dan lama-lama lengket. Kalau sudah lengket, bisa menyebabkan infeksi saluran kencing, infeksi vagina berulang,” kata Isabella.


Sexual Abuse
Isabella menganjurkan, untuk mencegah keputihan, salah satunya adalah dengan menghindari memakai sabun wangi atau tidak membiarkan anak mandi berendam terlalu lama. “Pakaian dalam juga jangan terlalu ketat. Pilih bahan pakaian dari katun supaya ada sirkulasi udara. Bayi atau anak sekarang kan suka pakai legging atau stocking. Nah, kalau bisa bahannya katun, jangan spandex (berbahan dasar karet). Orang tua juga harus rajin mengganti diapers. Kalau habis berenang, sebaiknya segera ganti pakaian renang dengan pakaian yang kering,” lanjutnya.

Bila sudah terjadi keputihan, salah satu yang bisa dilakukan orang tua di rumah adalah dengan melakukan sitz bath, yaitu merendam daerah kemaluan dengan air hangat. Caranya, letakkan baskom berisi air hangat, kemudian biarkan anak duduk, dengan daerah kemaluan terendam air hangat selama sekitar 20 menit, 1-2 kali sehari. “Ini untuk menghilangkan gatal. Hindari memakai sabun. Kalau pun terpaksa pakai sabun, gunakan sabun yang sangat lunak.”

Daerah seputar organ genital juga harus selalu dijaga supaya tetap kering. “Habis BAB atau pipis, sebaiknya bersihkan, dan dilap. Kalau habis BAB, cebok dari depan ke belakang. Kalau terbalik, kuman dari lubang anus bisa masuk ke lubang vagina,” lanjut Isabella. Kalau masih pakai pampers, segera cepat ganti. Jika anak-anak sudah mulai buang air sendiri, sebaiknya juga dicek, apakah ceboknya sudah bersih atau belum. “Seringkali belum bersih, di celana masih ada bekas kotoran,” kata Isabella.

Kapan anak dibawa ke dokter? Jika keputihan banyak dan berbau, apalagi kalau terjadi bleeding (bercak darah), harus segera dibawa ke dokter. Ada bau berarti ada infeksi. Harus dicari dan diberi pengobatan yang tepat. “Kalau cepat diobati, infeksi biasanya akan segera sembuh, 3-7 hari. Tapi tergantung infeksinya juga. Makanya harus diperiksa, bakterinya apa. Kalau perlu dilakukan kultur, kemudian disesuaikan antibiotiknya.”

Yang tak boleh diabaikan, orang tua harus waspada anak mengalami sexualabuse. “Kalau keputihannya ada darah dan berbau, waspadalah. Sexualabuse biasanya meninggalkan trauma dan bleeding, selain terjadi perubahan perilaku pada anak.”.