Saat buah hati sakit, orangtua sebenarnya masih bisa memberikan pertolongan pertama sebelum membawanya ke dokter. Tak sedikit orangtua yang kebingungan mengatasi anak yang sakit. Bisa saja orangtua tidak begitu memahami penanganannya atau faktor lain seperti kemacetan lalu lintas yang menghambat perjalanan menuju ke dokter atau bisa saja pada waktu tersebut anak belum bisa dibawa ke dokter. Di tengah kepanikan, orangtua akhirnya terpaksa memberikan obat yang dibeli di warung atau mencari tahumetode pengobatan lewat internet. Padahal, diagnosis ahli kesehatan sangat diperlukan untuk menentukan obat yang pas.
Nah, agar kejadian di atas tidak sampai terjadi pada Anda, dr. Prisca Tallulembang, SpA., dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk menjelaskan 8 jenis penyakit yang sering dialami anak-anak beserta penyebab dan cara mengatasinya.
Faringitis
Umumnya radang tenggorokan atau faringitis disebabkan oleh virus. Di samping itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bakteri, mikoplasma, dan klamida. Pada buku “123 Penyakit dan Gangguan pada Anak”, gejala radang tenggorokan biasanya ditandai nyeri di tenggorokan, demam, sakit kepala, pembesaran kelenjar di leher, pilek, dan bersin-bersin. Kalau kondisinya memang sudah begini, baiknya orangtua segera memeriksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dikarenakan bakteri atau virus.
Jika penyebabnya bakteri, dokter hanya akan memberikannya antibiotik yang sesuai dengan bakterinya. Atau jika dikarenakan virus, diperlukan obat analgesik (penahan rasa sakit). Biasanya, anak diharuskan beristirahat dengan cukup, banyak minum air putih, dan vitamin.
Tonsilitis
Tonsilitis atau amandel (radang tonsil) merupakan bagian dari sistem kelenjar getah bening. Pembengkakan pada tonsil ini disebabkan oleh virus dan bakteri. Gejalanya, anak merasa nyeri saat menelan sehingga ia menolak makan dan minum. Akibatnya, badannya lemas, suara serak, susah tidur, serta ada pembesaran kelenjar di leher dan dagunya.
Untuk mengatasinya, pertama-tama, berikanlah anak sirup parasetamol untuk menurunkan demamnya. Usahakan anak sering minum dan banyak istirahat. Jika sakit ini tidak berkurang setelah tiga hari dan demamnya malah semakin tinggi, segera periksakan anak ke dokter.
Rhinitis
Nama lainnya adalah common cold dan selesma. Penyakit yang juga mengganggu saluran pernapasan ini, umumnya disebabkan oleh virus. Faktor pemicunya biasanya kontak dengan alergen, seperti debu, tungau debu rumah, serbuk sari bunga, dan bulu binatang. Makanan seperti kacang, seafood, susu sapi, telur, dan ikan juga bisa menyebabkan selesma.
Anak-anak yang terkena rhinitis akan merasakan gatal, bengkak, dan berair pada mata dan hidungnya. Tenggorokan dan telinganya juga terasa nyeri, sulit menelan, serak, dan batuknya hilang timbul. Ada baiknya Anda rutin menjaga lingkungan rumah, khususnya tempat-tempat yang biasa didatangi anak agar bebas debu dan kotoran. Jangan lupa bawa anak ke dokter untuk perawatan yang lebih lanjut.
Vomitus
Vomitus atau yang sering disebut muntah pada anak biasanya disebabkan karena gangguan pada usus dan lambung yang dikarenakan infeksi, iritasi makanan, dan trauma, gangguan saraf pusat (otak) yang disebabkan trauma dan infeksi, atau makan makanan secara berlebihan.
Ketika anak muntah, jangan berikan mereka minuman kaleng, jus buah yang terlalu manis, dan makanan yang mengandung lemak. Untuk menghentikan muntahnya, berikan antibiotik yang bisa dibeli di apotek. Namun jika muntahannya sudah tidak wajar (cirinya berwarna kehijauan) dan disertai demam tinggi, sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit.
Diare
Diare merupakan penyakit paling umum pada balita. Penyebab penyakit ini ada beberapa hal yaitu virus, bakteri, dan parasit. Namun penyakit ini juga bisa juga disebabkan gangguan absorbsi (penyerapan).
Diare bisa sangat berbahaya jika anak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) dan gangguan keseimbangan elektrolit. Sebagai pertolongan pertama, selama diare berikan cairan yang lebih banyak, makan yang teratur, dan istrirahat yang cukup. Anda boleh memberikannya obat antidiare (oralit, misalnya), tapi jangan antibiotik karena itu hanya akan memperparah diarenya.
Meteorismus
Dikenal dengan nama perut kembung dan disebabkan bakteri yang tumbuh lampau, intoleransi laktosa, dan gangguan fungsi saluran cerna (mag). Cara mengatasi kembung di rumah adalah dengan memosisikan anak setengah duduk dan menepuk ringan punggungnya agar ia mudah bersendawa. Lalu berikan anak minyak telon atau minyak kayu putih di bagian perut sambil dipijat lembut. Jika kembungnya sampai membuat sesak, muntah, atau BAB, segera bawa anak ke dokter.
Ruam
Ruam pada kulit biasanya muncul karena disebabkan oleh virus, seperti virus campak, campak Jerman (rubella), roseola infantum, cacar air (varicella), dan penyakit kaki tangan dan mulut (HMFD). Akan tetapi jika ruam muncul pada pipi (dermatitis atopik) lebih sering berhubungan dengan alergi makanan atau susu sapi. Selain makanan, faktor pemicu dermatitis atopik biasanya dikarenakan alergi pada sabun, bahan wol, detergen, perubahan iklim yang ekstrim, debu dan kutu, serta bulu binatang.
Tandanya kulit anak berubah menjadi kering, gatal, dan kemerahan terutama di daerah wajah, lengan atau badan. Usahakan jangan sampai anak menggaruk ruam ini, karena akan membuat kulit meradang dan luka.
Cara mengatasinya adalah sering mengganti seprai tempat tidur anak, cuci mainan anak sesering mungkin, dan menjauhkan anak dari binatang peliharaan. Selain itu, berikan lotion pelembap kulit khusus bayi, mengompres dan memandikan anak dengan air hangat untuk mengurangi rasa gatalnya, dan memberikan krim hidrokortison 1% yang bisa dibeli di apotek (sebaiknya dikonsultasikan ke dokter).
Kolik Infantile
Penyebab penyakit ini belum diketahui. Ada dugaan, berhubungan dengan gangguan motilitas pencernaan atau gangguan interaksi antara ibu dan bayi sehingga mengganggu kenyamanan bayi.
Dilansir dari situs RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, kolik biasanya ditandai dengan bayi berusia kurang dari 4 bulan yang menangis terus-menerus tiada henti (biasanya 3 jam) tanpa sebab medis. Dalam seminggu kolik bisa berlangsung 3 hari dalam seminggu dan “serangan” itu seringkali datang di sore atau malam hari. Biasanya ini dikaitkan dengan faktor emosional ibu (pemarah, emosi, tak sabar, pemalas, dan tidak keibuan) yang kemudian memengaruhi psikologis bayinya.
Saran bagi para ibu yang anaknya mengalami kolik infantile, sebaiknya sesegera mungkin mengkonsultasikan masalah ini ke dokter anak agar dokter dapat mengevalusi secara klinis masalah emosional ibu dan anaknya.
Pertolongan Pertama
Berikut beberapa obat P3K wajib dan cara pertolongan pertama yang bisa dilakukan orangtua di rumah.
1. Mengistirahatkan anak.
2. Memberi makanan yang berigizi.
3. Memberi cairan/minuman yang mencukupi terutama pada anak yang demam.
4. Untuk anak yang panas, Anda bisa memberikannya obat panas sesuai dosis. Misalnya parasetamol dan ibuprofen. Atau Anda bisa mengompresnya dengan air hangat.
5. Pada anak yang muntah, berikanlah mereka cairan/minuman (oralit) dengan porsi yang sedikit tapi sering, terlebih di satu jam pertama. Setelah itu, tingkatkan dosis minumannya perlahan-lahan.
Perhatikan Logo Obat
Simbol bulatan berwarna dalam setiap obat memiliki arti tertentu agar konsumen tidak sembarangan atau berhati-hati saat mengonsumsi obat.
Hijau
Bulat, berwarna hijau, dengan lingkaran hitam di luarnya adalah logo untuk obat bebas. Artinya, obat dapat dibeli tanpa resep dokter.
Biru
Bulat dan berwarna biru dengan lingkaran hitam di luarnya berarti obat bebas terbatas. Obat bebas masuk dalam bagian obat keras dimana setiap takaran yang digunakan diberi batas.
Merah
Bulat, berwarna merah dengan lingkaran hitam di luarnya, dan huruf K di dalamnya merupakan logo untuk obat keras. Obat keras hanya boleh dikonsumsi menurut anjuran dan sesuai dengan resep dokter. Selain obat, simbol ini juga terdapat pada kemasan suntikan yang terbungkus dan digunakan secara parenteral. Jadi, jika Anda ingin mengonsumsinya tanpa resep dokter, lebih baik pikirkan kembali.
Nah, sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, semua obat harus mencantumkan tanda peringatan (logo) ini, serta etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kedaluwarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi. Jadi, jika Anda menemukan obat tanpa disertai logo di atas, sebaiknya Anda jangan meminumnya.