Cermati pola makan keluarga mulai sekarang, apakah cenderung menularkan kebiasaan makan manis. Bukan membenarkan tuduhan makanan manis sebagai biang diabetes dan kerusakan gigi. Justru masih ada ancaman yang lebih besar, menurut dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp. A ., dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Hermina Jatinegara, makan manis bisa menjadi penyebab radang tenggorokan dan batuk.
Waspada Anak Suka Dot
Apakah anak Anda suka minum menggunakan botol dot sembari tidur? Masih menurut dokter Herbowo, kebiasaan ini dapat menyebabkan kuman ditenggorokan berkembang biak lebih pesar. Belum lagi jika anak memiliki alergi dimana banyak lendir yang terbentuk di saluran nafas, ini dapat menyebabkan kuman gampang hidup dan mengganggu kesehatan. “Biasanya ciri dari anak alergi, anak lebih gampang sakit,” ungkap Herbowo.
Waspada Manis dan Minyak
Jangan salah menuduh es dan minuman dingin sebagai penyebab sakit tenggorokan. “Justru makanan manis dan minyak penyebab utamanya karena gula merupakan tempat hidup dan pemberi makanan bagi kuman. Begitu kuman masuk, mereka berkembang biak di sana,” ujar dokter Herbowo menampik anggapan banyak orangtua selama ini.
Sayangnya, kebanyakan jajanan yang dapat ditemui di lingkungan sekolah memiliki dua unsur ini. “Salah satu cara mencegah risiko terinfeksi kuman, dengan mencuci tangan,” ujar dokter Herbowo.
Selain itu, jika memang anak sulit menolak jajanan mengandung (salah satu atau) kedua unsur tersebut, bisa dilakukan cara antisipatif yang lain. “Usahakan anak terbiasa minum air putih banyak-banyak seusai makan manis. Ini untuk membilas gula segera masuk lambung,” ujar Herbowo.
Perlukah Suplemen?
Dokter Herbowo menegaskan, kendati anak suka jajan dan sulit makan di rumah, belum tentu anak memerlukan tambahan suplementasi. “Suplementasi hanya diperlukan ketika ada indikasi anak kekurangan vitamin atau status gizi yang buruk,” ujar Herbowo lagi sembari mengingatkan jika suplemen bukanlah jalan menangkal kuman namun untuk menjaga keseimbangan mekanisme tubuh anak.
Jika anak mengalami kekurangan zat besi maupun vitamin, langkah pertama yang harus dilakukan orangtua adalah mencari tahu penyebab anak kekurangan vitamin dan zat besi. Dengan upaya-upaya yang dilakukan diharapkan anak memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik.