Penelitian yang dilakukan di laboratorium Arago di Banyuls sur Mer (CNRS /Université Pierre et Marie Curie), telah menemukan bahwa pemberian melatonin dapat memperlambat tanda pertama dari proses penuaan pada mamalia kecil. Melatonin merupakan hormon yang secara alami dihasilkan oleh tubuh saat malam hari. Hormon ini merupakan semacam penanda atau ‘sinyal’ untuk organisme mengenali malam hari dan mengadaptasi tubuhnya terhadap ritme sirkadian. Ritme ini akan mengatur tubuh terjaga di saat siang dan mengantuk di kala malam.
Di laboratorium Arago, Elodie Magnanou beserta tim peneliti meneliti efek melatonin jangka panjang terhadap mamalia kecil yaitu tikus kesturi, seekor mamalia pemakan serangga di kala malam. Pada kondisi normal, hewan ini akan menunjukkan tanda penuaan pada usia 12 bulan. Tanda penuaan yang pertama kali diperlihatkan adalah hilangnya irama sirkadian di dalam aktivitas sehari-harinya. Dengan memberikan melatonin dalam jumlah kecil sebelum tikus ini mencapai usia 12 bulan, tanda pertama penuaan tertunda minimal selama 3 bulan.
Melatonin diketahui memiliki beberapa efek yang menguntungkan, diantaranya adalah sebagai antioksidan, antidepresan, dan membantu mengatasi masalah tidur. Langkah berikutnya yang dapat diambil adalah mencari tahu bagaimana proses hormon ini di dalam proses penuaan untuk harapan perbaikan di masa depan.