Kecerdasan saat ini masih menjadi tolak ukur kesuksessan di masa depan. Tak heran bila orang tua berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pusat pengendali berbagai aktivitas fisik dan mental buah hatinya yaitu otak. Perkembangan dan pertumbuhan fisik, mental, serta otak anak tidak semata-mata tergantung pada gen yang diwariskan orangtua. Pemberian makanan dan kandungan gizi yang baik serta stimulasi lingkungan yang kondusif juga mempunyai peranan yang sangat penting. Andriyanto, AMd.G,SH,Mkes, Ketua Umum Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur mengatakan bahwa dampak kekurangan gizi berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, menurunnya IQ, EQ, SQ dan menurunnya produktivitas dan kreativitas, meningkatnya resiko penyakit karena daya tahan tubuh menurun.
Orang tua yakin bahwa prinsip pemberian makanan sudah benar. Padahal penelitian terbaru diungkapkan bahwa dari 5000 anak dan kebiasaan makan mereka terungkap satu dari enam anak tidak makan sayur dan buah dalam tiga hari terakhir, 1 dari 4 anak tidak makan sereal, pasta atau nasi, dan 1 dari 10 anak tidak minum susu. (Dr. Jenny O’Dea).
Banyak anak menyantap yang tidak seimbang (berlebih/berkurang). Padahal yang dimakan anak sekarang mempengaruhi kesehatan kelak. Banyak jenis penyakit gaya hidup yang berakar pada masa anak-anak. Hal ini dipengaruhi oleh terbatasnya waktu orang tua untuk mencermati dan menemani anak saat-saat makan.