“Kekurangan hormon tiroid bisa berakibat fatal. Begitu pun kelebihan hormon tiroid, akan menyebabkan organ-organ tubuh yang dipengaruhi hormon tiroid terganggu,” jelas Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, Ph.D, konsultan endokrinologi metabolik dan diabetes dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.
Tak Hanya Kurang Yodium
Setiap orang memiliki kelenjar tiroid yang berkembang ia bayi. Hormon tiroid sendiri sudah mulai berperan sejak bayi berada dalam kandungan. Kekurangan hormon tiroid pada saat pertumbuhan akan menimbulkan gangguan pertumbuhan bayi.
Penyakit tiroid lebih banyak diderita kaum wanita ketimbang pria, umumnya pada usia reproduksi. “Ini berkaitan dengan faktor gen. Salah satu gen yang berkaitan dengan hormon tiroid itu variasinya lekat dengan variasi gen yang terdapat pada perempuan, meskipun pada laki-laki juga ada. Pada laki-laki, kebanyakan adalah kanker tiroid,” jelas Dante.
Selama ini orang beranggapan penyakit tiroid semata disebabkan oleh kekurangan yodium. “Ini anggapan yang keliru. Tiroid karena kekurangan yodium hanyalah sebagian kecil dari penyakit tiroid. Itupun di daerah-daerah tertentu. Porsi terbesar justru penyakit tiroid yang penyebabnya bukan karena kekurangan yodium,” lanjut Dante.
Perintah Palsu
Penyakit tiroid ada beberapa macam. Berdasarkan jumlah hormon, dibedakan antara lain kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) dan kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Hipertiroid sebagian besar penyebabnya karena autoimun. “Di dalam tubuh kita, kelenjar tiroid diperintah oleh kelenjar hipofisis untuk memproduksi hormon tiroid. Perintah yang disebut TSH (thyroid stimulating hormone) ini akan ditangkap oleh reseptor-reseptor, sehingga kelenjar tiroid bisa menghasilkan hormon,” kata Dante.
Jika jumlah hormon turun atau kurang, maka perintah ini akan dinaikkan. Sementara jika jumlah hormon tiroid di dalam tubuh sudah cukup banyak, maka perintah akan diturunkan, sehingga kelenjar tiroid memiliki jumlah hormon yang cukup dan pas.
Pada penderita hipertiroid, terdapat perintah palsu yang berasal dari antibodi. “Antibodi ini terutama berasal dari faktor genetik. Perintah ini akan menempati antena atau reseptor yang seharusnya ditempati oleh perintah yang asli. Karena ditempati dan dirangsang terus, akhirnya hormon tiroid akan kelebihan dan tidak bisa diatur dengan pola keseimbangan yang seharusnya. Ini disebut graves' disease.”
Penyebab hipertiroid lainya adalah reaksi radang. Karena mengalami peradangan, maka tempat penyimpanan hormon tiroid pun pecah dan hormon tiroid masuk ke dalam peredaran darah, sehingga menyebabkan tubuh mengalami kelebihan hormon.
Gejala hipertiroid antara lain berdebar-debar, banyak berkeringat, berat badan turun, penderita merasa panas meskipun berada di ruang ber-AC, dan emosinya tidak stabil (mudah marah). Penderita hipertiroid harus diobati karena bisa berakibat fatal, antara lain bisa menyebabkan kelainan jantung tiroid. “Ini merupakan salah satu kelainan jantung yang susah diobati. Jadi, kalau ada gejala-gejala seperti di atas, segeralah ke dokter,” saran Dante. Operasi tidak disarankan pada panderita hipertiroid tahap awal. “Kalau dioperasi, hormon tiroid justru akan lepas semua ke sirkulasi darah,” kata Dante.
Kista Tiroid
Sementara hipotiroid sebagian besar disebabkan karena kondisi pasca peradangan. Setelah radang, tidak sembuh sempurna sehingga menjadi jaringan yang tidak aktif menghasilkan hormon tiroid. Penyebab kedua adalah karena obat-obatan. Biasanya, untuk kondisi hipertiroid, dokter memberikan obat untuk menurunkan kelenjar tiroid. Ketika kelenjar tiroid sudah cukup, obatnya belum diturunkan, sehingga mengakibatkan hipotiroid. Penyebab hipotiroid yang lain adalah operasi pengangkatan tiroid. Hipotiroid juga merupakan gangguan tiroid yang umum terjadi pada wanita hamil.
Penanganan untuk hipertiroid bisa dengan obat-obatan atau radionuklir. “Pada umunya penyakit hipertiroid bisa diatasi dengan obat-obatan. Jika tidak bisa, baru dilakukan radionuklir. Sementara untuk mengatasi penyakit hipotiroid, selain obat juga ditambah hormon dari luar,” lanjut Dante.
Selain kelainan tiroid berdasarkan jumlah, ada juga penyakit tiroid berdasarkan bentuknya. Ada yang benjolan (nodul), ada juga yang membesar rata (difus). Melalui survei dengan pemeriksaaan USG, sekitar 30 persen dari populasi mempunyai nodul, lebih banyak pada wanita. “Ini harus dievaluasi, ganas atau jinak. Jika diketahui nodulnya ganas, sebaiknya cepat ditangani dan diobati. Tidak usah takut, jika diobati dengan benar, kanker tiroid bisa sembuh 100 persen.”
Sementara benjolan yang jinak, salah satu yang paling banyak adalah kista tiroid. Jadi, kista ternyata tak selalu ada di rahim. Kista tiroid sebagian besar tidak perlu dioperasi, karena dengan cara-cara pengobatan yang baru, misalnya dengan aspirasi atau disedot dengan bantuan USG, bisa sembuh.
Namun, lanjut Dante, ada juga kista yang harus dioperasi, seperti kista yang sesudah disedot berulangkali masih bandel. “Yang kedua, kista yang kemudian berubah menjadi padat. Ketiga, kista yang menekan saluran pembuluh darah atau saluran pernapasan. Dan keempat, kista yang secara teknis sulit diobati.” Namun, pada umunya sebagian besar bisa diobati tanpa operasi.
Pegang Leher, Telan Ludah
Yang penting bagi orang awam adalah bagaimana mengetahui dia mempunyai penyakit tiroid. Gampang, kok. Caranya:
- Pergi ke depan kaca, pegang leher, telan ludah. Jika pada saat menelan ludah itu teraba di jari ada yang bergerak, berarti ada benjolan di dalam tiroid. Sederhana dan bisa dikerjakan semua orang, meskipun beberapa benjolan yang ukurannya sangat kecil dan posisinya di dalam tidak bisa diraba dengan pemeriksaan itu, dan harus di-screening dengan pemeriksaan USG.
- Orang-orang yang berisiko terkena tiroid harus memeriksakan diri ke dokter. Mereka yang berisiko antara lain mereka yang memiliki riwayat keluarga kelainan tiroid, terutama wanita.
Gangguan tiroid pada ibu hamil dapat berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid, namun yang paling umum terjadi adalah kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid. Hipotiroid pada ibu hamil dapat berakibat buruk bagi ibu maupun perkembangan janin atau bayinya. Terutama bila hipotiroid terjadi pada trimester pertama karena pada periode tersebut janin hanya dapat memperoleh hormon tiroid dari ibunya.
Beberapa komplikasi akibat hipotiroid tersebut misalnya bayi lahir prematur, hipertensi pada saat hamil, dan sebagainya. Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiorid atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit tiroid tertentu maka dokter dapat melakukan tindakan yang tepat untuk menangani gangguan fungsi tiroid pada ibu hamil.