Penangkal utama flu adalah daya tahan tubuh. Karena itu, saat terserang flu, dianjurkan beristirahat di rumah dan mengonsumsi makanan bergizi. 'Dengan naiknya sistem imun atau daya tahan tubuh, virus flu akan hilang dengan sendirinya,' kata dr J.F. Palilingan SpP(K), ketua tim penanggulangan flu burung RSUD dr Soetomo, yang ditunjuk menjadi ketua penanggulangan flu babi. Bila anak sakit flu, orang tua dianjurkan tak memaksa si kecil tetap masuk sekolah. Sebab, hal itu berpotensi memperburuk kondisi anak. 'Sebaiknya, biarkan mereka libur dulu agar bisa istirahat di rumah. Selain lebih cepat pulih, tujuannya melindungi siswa lain di sekolah,' ujarnya.
Antisipasi lainnya adalah sering cuci tangan. 'Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah beraktivitas atau kontak dengan penderita flu,' lanjut dr Winariani SpP(K), spesialis paru RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Jangan lupa gunakan masker. Saran itu, rupanya, agak sulit dilakukan karena tak membudaya. Salah satunya, ada perasaan aneh bila bepergian ke mana-mana menggunakan masker.
Padahal, lanjut Winariani, masker bisa melindungi kita dari serangan virus ketika teman atau lawan bicara mendadak bersin. 'Virus flu babi mudah sekali menyebar. Karena itu, kita yanga harus memproteksi diri agar tak terkena penyakit tersebut,' imbuhnya.
Yang baru saja bertandang ke negara pandemik flu babi dianjurkan segera menjalani pemeriksaan. Tujuannya segera mendapatkan pengobatan dan menghindari penyebaran virus lebih luas. 'Tak hanya yang baru datang dari luar negeri. Yang kontak dengan penderita juga,'ujar Winariani.
Prof Dr drh CA Nidom MS, ketua laboratorium flu burung Universitas Airlangga (Unair), menambahkan, masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya serangan virus flu babi tersebut. Sebab, angka kematian akibat virus itu sangat kecil. Yakni, sekitar 0,4 persen. 'Jauh lebih berbahaya flu burung,' ungkapnya. Yang dikhawatirkan Nidom adalah pertemuan antara stren virus H1N1 dan H5N1. Itu yang seharusnya diantisipasi pemerintah. 'Menurut saya, penanganan H1N1 saat ini adalah agar tak terjadi pertemuan dengan H5N1. Kombinasi dua virus tersebut jauh lebih berbahaya,' terangnya.