Bagaimana mau cantik kalau badan penuh dengan penyakit? Nah, supaya kecantikan Anda juga memancar dari dalam, ada berbagai macam pemeriksaan yang harus kita lakukan secara rutin. Apa sajakah itu?
* Tekanan Darah
Ini penting untuk mendeteksi secara dini tekanan darah dalam tubuh Anda. Apakah tinggi atau kelewat rendah. Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung lalu mengalir ke seluruh arteri. Arteri yang sempit membatasi aliran darah. Umumnya, jantung lebih banyak memompa darah karena makin sempitnya arteri. Akibatnya, semakin keras pula jantung harus memompa jumlah darah. Semakin lama tekanan darah tinggi tidak terdeteksi dan tidak terawat, semakin tinggi risiko terkena serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan lainnya.
Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dimulai sejak umur 18 tahun, setelah itu sekurang-kurangnya 2 tahun sekali. Jika tekanan darah pada titik garis rawan, dokter akan merekomendasikan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan tekanan darah.
* Koleksterol
Tes darah yang sederhana ini mengukur total kolesterol. Kolesterol terbentuk dari lemak lipoproteins yang ada di dalam aliran darah. LDL menyimpan kolesterol di dinding arteri sedangkan HDL membawa kolesterol pergi dari arteri ke hati untuk pembuangan. Masalahnya, jika LDL menyimpan terlalu banyak kolesterol di dinding arteri atau jika HDL tidak cukup membawa pergi, akan mengakibatkan terjadinya kelebihan lemak (gumpalan) di dalam arteri. Jika tak diperiksa secara rutin, bisa menimbulkan serangan jantung dan stroke.
Sebaiknya lakukan pemeriksaan secara berkala, semisal setahun sekali dan semakin teratur saat usia sudah di atas 40 tahun. Dokter akan menganjurkan lebih sering untuk melakukan tes, jika hasil ukuran tampak tidak normal yang mungkin mengindikasikan penyakit tertentu.
* Payudara
Pemeriksaan dilakukan terhadap payudara dan ketiak. Akan dilihat apakah ada perubahan warna, pada kulit dan juga perubahan pada punting susu. Paramedis akan meraba payudara dan ketiak untuk mengecek apakah ada benjolan dan pembengkakan kelenjar getah bening Hal ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan yang mencurigakan dan untuk mencegah kanker payudara.
Lakukan tes/pemeiksaan klinik payudara (dengan cara meraba) dan juga mamografi setiap satu atau dua tahun sekali. Untuk mamografi, lakukan 1-2 kali setahun jika sudah menginjak usia 40 tahun. Lewat mamografi, bisa dideteksi adanya pengerasan yang kecil, yang sulit dideteksi dengan hanya melakukan pemeriksaan klinis. Pengerasan gumpalan kecil ini dapat menjadi stadium awal dari kanker payudara.
* Pap Smear
Dokter akan memasukan suatu alat ke dalam vagina untuk mengamati leher rahim Anda, kemudian dengan menggunakan sendok kecil, sikat atau kapas, dokter akan mengambil sel-sel dari leher rahim dan dari saluran yang masuk ke dalam rahim. Proses ini hanya berjalan beberapa menit. Dokter akan menempatkan sel-sel tersebut menjadi preparat, atau ke dalam botol yang berisi cairan, kemudian mengirimnya ke laboratorium untuk diteliti lebih jauh melalui miksroskop.
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kanker dan segala perubahan yang menyebabkan gejala kanker pada leher rahim. Anda berisiko lebih besar jika:
- Mempunyai sejarah keluarga yang menderita penyakit kelamin
- Berganti-ganti pasangan
- Memiliki sejarah keluarga yang mempunyai sel-sel abnormal di leher rahim
- Mempunyai sejarah keluarga yang berpenyakit kanker leher rahim
- Seorang perokok
Pap smear dianjurkan dilakukan sejak hubungan seks pertama atau bisa juga dimulai pada usia 21 tahun. Setelah itu dianjurkan sekurang-kurangnya untuk setiap 3 tahun sekali. Hal ini tak perlu dilakukan jika berumur 65 tahun atau lebih jika selama 3 kali berturut-turut hasilnya normal. Juga kalau rahim Anda sudah diangkat karena satu dan lain hal.
* Tes Pelvis
Meski karena kondisi tertentu pap smear tidak diperlukan lagi, ada baiknya untuk melakukan tes pelvis secara rutin. Pada pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa bagian dalam alat kelamin untuk memastikan apakah semuanya dalam keadaan normal dan juga mencek perubahan warna, pembengkakan, atau luka. Untuk melihat dinding di dalam vagina dan leher rahim, dokter akan memasukan sebuah alat yang disebut spekulum ke dalam vagina dan menahan vagina agar terpisah dari dindingnya sehingga terlihat apakah ada luka, benjolan, radang, atau tanda-tanda lainnya yang tidak normal. Setelah menarik kembali spekulum, dokter akan memasukkan dua jari-jarinya ke dalam vagina dan pada saat yang bersamaan akan menekan perut Anda untuk melakukan pemeriksaan klinis pada rahim dan indung telur.
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi segala kemungkinan gejala ketidaknormalan, seperti adanya kista, tumor, infeksi, dan masalah lainnya seperti melemahnya otot yang dapat menyebabkan rahim atau kandung kemih turun. Jika kedapatan sesuatu yang tidak normal, dokter dapat melakukan tindakan lanjutan sedini mungkin. Sangat bijaksana memulai tes pelvis bersamaan pada waktu tes untuk pertama kali melakukan pap smear. Dokter akan menganjurkan lebih sering melalukan tes ini jika Anda bercenderungan mempunyai risiko tinggi terhadap kanker rahim, seperti kanker leher rahim atau kandung indung telur.
* Ukur Kepadatan Tulang
Rontgen untuk mengukur kepadatan tulang ini dilakukan di tulang belakang yang terasa nyeri, daerah pinggul, pergelangan tangan, tumit, dan lainnya. Gunanya untuk mendeteksi osteoporosis, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan tulang sehingga mengakibatkan tulang menjadi ringkih seperti akan patah.
Osteoporosis berisiko antara patah tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Faktor yang menambah cepatnya penyakit ini adalah berat badan, faktor keturunan, menopause, atau berhenti melakukan pengobatan hormon estrogen.
* Mata
Selain untuk mengetahui apakah Anda sudah memerluka kacamata/lensa kontak, juga untuk menelisik adanya masalah penglihatan lainnya. Masalah penglihatan yang umum karena bertambahnya usia seperti glukoma dan katarak. Lakukan pemeriksaan mata sekurang-kurangnya sekali antara umur 20 - 39 tahun, setiap 2 hingga 4 tahun sekali ketika sudah berusia 40 tahun ke atas. Namun jangan pernah malas memeriksakan mata ke ahlinya begitu Anda merasakan ada masalah.
* Gula Darah
Tes ini untuk mengukur tingkatan gula di dalam darah sesudah 8 jam berpuasa. Gula darah yang tinggi dapat merupakan pertanda Anda terkena diabetes mellitus. Umumnya tes ini tidak diperlukan jika tak menunjukkan gejala. Tapi bagaimanapun juga, jika berusia 45 tahun atau lebih, dianjurkan untuk setiap 3 tahun sekali melakukan tes gula darah. Jika berkecenderungan mempunyai penyakit diabetes (apalagi sejarah keluarga menunjukkan ada anggota keluarga yang mengidapnya), dokter akan menganjurkan untuk lebih sering memeriksakannya, dan dianjurkan sudah dilakukan pada usia yang lebih muda. Jika sering mempunyai gejala seperti semutan, sering buang air kecil, berat badan turun, cepat lelah, luka sukar sembuh, coba lakukan tes ini.
* Tes Kulit
Dokter akan memeriksa kulit Anda mulai dari kepala sampai ujung kaki, melihat tahi lalat (warnanya atau tumbuh lebih besar atau tidak), perubahan warna kulit, dan sebagainya. Masalahnya, hal yang mencurigakan pada kulit dapat mengindikasikan kanker kulit. Walaupun tidak pernah direkomendasikan dengan jelas kapan tes kulit harus dilakukan, tapi sebaiknya mulai umur 20 tahun tes kulit harus merupakan bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.