Banyak mitos dan pertanyaan seputar alergi pada anak. Manakah yang benar? Pertanyaan seputar alergi pada anak memang kerap menghantui para Ibu dan calon Ibu. Mulai bagaimana mengetahui gejalanya, apakah bisa disembuhkan, hingga bisakah teridentifikasi dari masalah alergi Ibu ketika mengandung.
Agar lebih jelas mengenai alergi pada anak (batita), berikut tanya-jawab yang dihimpun seputar alergi.
1. Orang awam kerap mengatakan “bayi saya alergi susu”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan alergi susu?
Alergi susu diartikan bila minum susu timbul reaksi alergi, biasanya mengenai kulit berupa eksim atopi yang disebut dermatitis atopi.
Alergi susu juga dapat mengenai bayi hingga dewasa. Memang, memberikan pengganti berupa susu kedelai adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan pada anak dengan alergi susu, namun itu bukan satu-satunya solusi. Bisa juga dengan mengganti susu formula dengan susu yang dihidrolisis misal, Nan HA.
2. Bahan apa dalam susu yang menyebabkan alergi?
Bahan dalam susu yang menyebabkan alergi adalah proteinnya.
3. Apakah ASI dapat saja menjadi penyebab alergi susu dan harus dihentikan?
ASI dapat saja menjadi penyebab alergi, oleh karena itu Si Ibu harus diet terhadap makanan yang sering menyebabkan alergi, seperti susu, telur, makanan laut, vetsin, dan makanan lain yang dicurigai.
4. Gejala apa yang bisa dikenali bila anak menderita alergi khususnya makanan?
Gejala umunya, berupa gatal-gatal pada kulit yang disebut dermatitis atopi atau biduran/kaligata yang disebut urtikaria. Namun dapat juga mengenai saluran napas berupa asma.
5. Benarkah pada ibu yang memiliki riwayat alergi makanan, terutama pada saat hamil menjadi alergi pada makanan tertentu, anaknya akan menderita alergi pada bahan makanan yang sama?
Belum tentu. Bisa ya, bisa juga tidak. Alergi memang dapat diturunkan secara genetik, tetapi jenis alerginya tidak harus sama, bisa saja ibunya alergi makanan tertentu, anaknya menderita asma atau pilek alergi, atau juga anaknya alergi makanan yang sama jenisnya dengan ibu, tetapi bisa juga berbeda, misalnya anaknya alergi udang, ibunya alergi bukan udang.
6. Bila anak sudah pernah (terbukti) alergi terhadap produk susu, bisakah Ibu memberikan makanan mengandung susu seperti biskuit, pancake, bubur susu dsb?
Tidak bisa, harus dihindari. Jika anak terbukti memiliki alergi terhadap susu sebaiknya bukan hanya menghindari susu, tetapi harus menghindari produk susunya juga.
7. Bisakah ibu mencegah anak mewarisi bakat alergi ibu?
Genetik tidak dapat dicegah, tetapi dihindari. Bila orang tua telah diketahui memiliki riwayat alergi dan anak sudah pernah menunjukkan gejala alergi, sebaiknya hindari saja bahan-bahan yang menimbulkan reaksi alergi.
8. Bahan makanan apa saja yang bisa memicu alergi pada batita?
Alergi pada batita dapat berupa alergi terhadap: susu, telur, kacang, makanan laut/seafood, dan minyak ikan.
9. Bisakah alergi disembuhkan, atau harus bagaimana bila ibu sudah mengetahui anak punya alergi terhadap bahan makanan tertentu?
Alergi tidak dapat disembuhkan, tetapi dikontrol. Alergi dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor genetik yang tidak bisa di-apa-apakan, dan faktor lingkungan yang harus dikontrol. Jadi alergi dapat diketahui dari pengalaman pasien dan kita dapat melakukan tes alergi melalui uji tusuk kulit atau skin prick test, dan pemeriksaan darah IgE Atopi untuk mengetahui faktor pencetus. Dengan demikian pasien dapat mencegah kambuhnya penyakit alergi dengan cara menghindari penyebabnya.
10. Usia berapa anak bisa menjalani tes alergi dan bagaimana prosedurnya?
Tes alergi berupa uji tusuk kulit sudah dapat dilakukan pada usia 1 tahun, kurang dari satu tahun juga bisa, hanya saja bayi tersebut belum banyak paparannya, sehingga umumnya dilakukan pada anak usia diatas 1 tahun.
Prosedurnya adalah tidak minum anti alergi atau anti histamin 3 hari sampai dengan 1 minggu (tergantung jenis anti histaminnya). Hal ini untuk menghindari hasil negatif palsu.
Uji tusuk kulit pada anak 1 tahun sering dilakukan di paha, pada usia batita hingga dewasa biasanya dilakukan pada lengan bawah. Alergen ditetes di lengan bawah, kemudian tiap alergen yang ditetes, ditusuk dengan jarum khusus, lalu didiamkan 15 menit untuk menuggu reaksi yang muncul, setelah itu di lap dengan tisu dan tes siap dibaca. Reaksi positif dinyatakan dengan timbulnya bentol yang berukuran diameter minimal 3 mm.