Cara Menggunting Memotong Kuku Bayi dengan Aman

Menggunting kuku bayi kadang membuat kita "jantungan". Bayangkan saja, kuku- kuku di jari-jemari yang mungil itu harus berhadapan dengan gunting. Ih, serem! Tapi kalau enggak digunting, kuku-kuku tersebut justru bisa melukai bayi. Bisa-bisa, kuku-kukunya yang panjang itu akan mencakar muka, telinga atau anggota tubuh lainnya. Tentunya menggunting kuku bayi tak bisa disamakan dengan menggunting kuku anak batita atau prasekolah. Walaupun kuku bayi pada prinsipnya sama dengan kuku milik orang dewasa, hanya saja lebih tipis dan lunak. Yang membuat berbeda, justru karena bayi belum bisa diajak bekerjasama. Kalau disuruh diam, susahnya minta ampun. Itulah mengapa, kita perlu teknik tersendiri dalam menggunting kuku bayi.
SISAKAN SEDIKIT
Bila kita perhatikan struktur kuku, akan terlihat bahwa kuku yang timbul tak sama warnanya dengan kuku yang menempel pada jari. Begitu pula dengan kuku bayi. Nah, dalam menggunting kuku, terang Dr. dr. H. Muljono Wirjodiardjo, SpA (K), sebaiknya jangan menggunting hingga ludes, tapi sisakan sedikit. "Bukannya apa-apa, bila terlalu dalam menggunting kukunya, bisa jadi jarinya malah terluka."

Karena bila sudah terluka lalu kemasukan kuman, akan menyebabkan cantengan atau infeksi karena kuman dalam bahasa kedokterannya. Sakitnya bukan main. Jadi, bila menggunting kuku agar disisakan kuku putihnya walau sedikit. Gunting kuku khusus bayi bisa mempermudah acara menggunting kuku. "Bentuknya yang khas, agak bengkok di bagian tengahnya, bila dipepetkan pada kuku bayi masih akan meninggalkan sisa kuku yang tak tergunting," jelas Muljono. Bukan berarti kita tak boleh menggunakan gunting kuku berbentuk klip, karena semuanya tergantung dari masalah kebiasaan. Hanya kita perlu ekstra hati-hati, karena gunting model ini memiliki ujung yang sama. "Dikhawatirkan akan menggunting kuku bayi terlalu pendek. Takutnya malah bisa membuat jari bayi terluka dan mengakibatkan infeksi. Selain itu, bila bayi bergerak sedikit saja, bisa jadi ibu malah salah jepit."

Jadi menggunakan gunting kuku khusus bayi akan jauh lebih aman. Tentunya cara memegang tangan bayi kala hendak menggunting pun perlu diperhatikan. "Selalu pegang gunting dengan tangan kanan dan tangan bayi berada di sebelah kiri," anjur spesialis anak di RS International Bintaro, Tangerang, ini. Gunting itu, kan, ada bagian atas dan bagian bawahnya. Nah, yang bagian bawah berada di posisi arah kuku dan yang atas ke arah berlawanan. "Jadi, bila terbalik, kemungkinan akan terkena kuku terlalu dalam." Selesai digunting, jangan lupa kuku bayi dikikir agar tak terlalu tajam. "Kadang, walau kukunya sudah pendek, bayi tetap masih bisa mencakar karena kukunya masih tajam," terang Muljono. Tapi mengikirnya secara perlahan, ya, Bu. "Bisa juga dengan menggunakan perawatan manicure bayi yang biasanya sudah disediakan dalam satu set. Sedikit banyak hal ini akan membantu," lanjutnya.

BAHAYA SARUNG TANGAN
Untuk memudahkan menggunting kuku bayi, Muljono menyarankan agar dilakukan setelah bayi selesai mandi, karena saat itu kuku masih dalam keadaan lunak. Tapi kita harus tetap hati-hati, karena bayi selalu bergerak ke sana ke mari. Pada tahap pertama, akan sangat membantu bila ayah diikutsertakan dalam kegiatan ini. "Jadi, ayah yang memangku bayi dan ibu yang menggunting kukunya."

Caranya, ibu memegang jari bayi satu per satu. Misalnya, bila hendak mengunting jari telujuk, ya, yang dipegang jarinya hanya jari telujuk tersebut, lalu gunting kukunya. "Jangan kelima jarinya dijembreng sekaligus seperti menggunting kuku orang dewasa atau anak yang sudah agak besar."

Kalau ibu masih takut juga menggunting kukunya, padahal bayi sudah sering melukai dirinya sendiri, mau enggak mau, bayi harus diberi sarung tangan. Tapi jika hendak menggunakan sarung tangan, sebaiknya perhatikan dengan teliti, jangan ada jahitan yang terlepas pada sarung tangan tersebut. "Seringkali, bila tangan bayi dimasukan ke sarung tangan, jarinya akan bergerak-gerak. Nah, kalau ada benang yang melilit ke jarinya bisa mengakibatkan tangan menjadi biru. Pada kasus yang parah, kadang sampai jarinya harus diamputasi, lo."

Tapi peristiwa tersebut lebih kerap terjadi di negara dingin dimana seharian penuh bayi harus memakai sarung tangan. Walau begitu, tak ada salahnya kita memetik manfaat dari peristiwa tersebut. Jadi, saran Muljono, setiap kali membeli sarung tangan, sebaiknya balik dulu untuk melihat apakah ada jahitan yang lepas atau tidak. "Atau kalau mau aman, kita bisa memakaikan dengan cara terbalik." Kendati demikian, sarung tangan hanya merupakan penyelesaian sementara. Bukankah kuku-kuku bayi tetap saja akan bertambah panjang? Jadi, suatu waktu, tetap saja kita harus mengguntingnya agar kuku tak melukai bayi. Karena kuku yang panjang, terang Muljono, selain bisa menggores muka bayi, juga mengakibatkan kuku menjadi patah. Misalnya, secara tak sengaja bayi meremas tangannya.

"Nah, ini, kan, bisa mengakibatkan luka dan infeksi," ujar Muljono. Jadi, tak ada jalan lain selain kita harus mencoba berlatih menggunting kukunya. "Menggunting kuku bisa dipelajari, kok. Syaratnya, ibu jangan terlalu takut atau ngeri melukai bayi," kata Muljono. Jikapun terluka, segera beri betadine. "Jangan obat merah," pesan Muljono.

Karena obat merah mengandung mercuri. Biarpun cuma sedikit, namun mercuri tetap saja racun. Yang tak kalah penting, jadikan acara menggunting kuku sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi bayi. Misalnya, pas acara menggunting kuku, ibu melakukannya sambil bernyanyi. Dengan demikian, anak tak menjadi trauma dan setelah besar ia memiliki kebiasaan minta digunting kukunya. "Anak pun jadi koorperatif untuk digunting kukunya," ujar Muljono. Nah, sudah enggak serem lagi, kan, Bu?