Asam asetil salisilat, bahan aktif aspirin, yang biasa dipakai untuk mengobati sakit kepala atau nyeri, ternyata berpontensi mengurangi risiko kematian bagi pasien kanker kolon (usus besar). Sebelumnya penelitian juga menunjukkan aspirin bisa mencegah serangan jantung dan stroke. Dalam pencegahan kanker kolon, aspirin diketahui bermanfaat untuk mencegah efek samping kanker, seperti perdarahan akibat iritasi di perut atau saluran cerna.
Dalam studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Harvard Medical School, Boston,AS, diketahui pasien kanker kolon yang mengonsumsi aspirin, disamping juga dioperasi dan menjalani kemoterapi, mendapat beragam manfaat dari obat ini. Aspirin menghambat enzim yang merupakan enzim kunci, yakni COX-2, dalam proliferasi pembentukan tumor. Meski demikian, para ahli berpendapat masih terlalu dini untuk merekomendasikan penggunaan aspirin bagi pasien kanker karena dibutuhkan penelitian yang dilakukan secara random kepada pasien kanker.
Saat ini di Singapura tengah dilakukan studi terhadap para pesien untuk mengetahui manfaat aspirin terhadap penyakit mereka. Dalam riset yang dilakukan tim ahli dari Harvard tersebut, Dr.Andrew Chan dan timnya menganalisa data dari dua studi besar the Nurses Health Study dan the Health Professionals Follow-up Study, yang melibatkan 1.300 orang pasien kanker kolon.
Seluruh responden sudah menjalani operasi dan juga kemoterapi. Dari 549 respoden yang mengonsumsi aspirin secara teratur setelah terkena kanker, hanya 81 orang yang meninggal (15 persen). Jumlah tersebut kontras bila dibandingkan dengan 730 orang yang tidak meminum aspirin dan 141 diantaranya meninggal (sekitar 19 persen). Bila faktor lain diperhitungkan, seperti riwayat keluarga, para ahli memperkirakan aspirin memiliki manfaat hingga 20 persen mengurangi risiko kematian akibat kanker.
Untuk menghindari risiko kanker, masyarakat dihimbau mengonsumsi bahan makanan yang berkadar serat tinggi, berupa sayuran, buah, whole-grain cereal, dan kacang-kacangan.