KEBIASAAN makan seseorang terbentuk sejak masih kecil. Umumnya, orang yang mengasuh memiliki peran terbesar untuk mencetak kebiasaan makan si kecil. Maka, siapa pun yang merawat anak harus tahu bagaimana menyiapkan si kecil untuk makan dengan tata cara yang baik, juga apa yang akan dimakan. Anak-anak selalu mencontoh orang dewasa yang merawatnya. Sehingga, Anda, sebagai orangtua harus memberikan contoh terbaik. Jika anak-anak dibiasakan dan dibiarkan makan di luar rumah, mengemut, atau makan sambil jalan-jalan, mereka akan meneruskan kebiasaan itu hingga besar. Biasanya pengasuh membawa anak makan di taman sambil berlarian dan bermain. Ini bisa berdampak buruk pada pencernaan, belum lagi kemungkinan tersedak, atau makanan yang terekspos debu dan lalat. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda terapkan kepada pola makan si kecil.
Mulai sedini mungkin. Bahkan sebelum anak Anda mencicipi makanan keras pertamanya, Anda bisa membangun indera perasanya. Jatinder Bhatia, MBBS, profesor dan kepala bagian neonatalogi dari Department of Pediatrics dari Georgia, mengatakan bahwa menyapih ASI bisa menjadi fondasi untuk membangun pola makan nutrisi anak. Bayi sudah bisa membedakan rasa manis dan asin. Jika mereka diberi minuman bergula atau makanan tak sehat lain sejak kecil, mereka cenderung mengalami kemungkinan untuk mengalami obesitas di usia lanjutnya.
Berikan pilihan-pilihan makanan bernutrisi dan bervariasi. Anak-anak yang diberikan pilihan asupan buah dan sayuran yang bervariasi sejak kecil cenderung mudah dan akan memilih makan tersebut ketika mereka jauh dari rumah, terang Dr. Bhatia. Amat penting untuk mengenalkan ragam jenis makanan sehat sejak dini untuk anak-anak. Jika mereka terus terekspos makanan sehat sejak dini, mereka akan terus memasukkan menu makanan sehat tersebut setiap kali mereka makan.
Jangan menyerah jika anak menolak makanan. Tawarkan makanan sehat sesering mungkin kepada anak, meski ia menolak, ujar Janet M. de Jesus, MS, RD, ahli gizi spesialis dari National Heart, Lung, and Blood Institute. Dengan begini mereka akan tertarik untuk mencoba memakannya. Jangan ragu untuk terus menyajikan makanan sehat di piringnya.
Matikan televisi. Untuk mengajak si kecil mau makan makanan sehat, jangan lupa mematikan televisi. Sebuah studi mengatakan bahwa anak-anak yang makan di depan televisi tanpa ditemani keluarga cenderung tidak mengkonsumsi makanan sehat. Mereka tak mengkonsumsi sayuran, biji-bijian, maupun makanan kaya kalsium, dan kemungkinan mengkonsumsi minuman bersoda, ketimbang anak yang tidak makan sambil menonton televisi.
Lakukan apa yang Anda ajarkan. Dr. Bhatia mengatakan, bahwa kita belajar dari lingkungan kita. Anak-anak sangat memperhatikan dan mencontoh orang dewasa, khususnya orangtua mereka. Jadi, ketika Anda mengajarkan untuk makan makanan di meja makan, berlakulah demikian. Begitu pula jika Anda mengajarkan si kecil untuk makan makanan sehat, Anda pun harus makan yang sehat. Beberapa orangtua mencoba menyiasati agar anaknya mau makan makanan sehat dengan menyusun makanan dengan bentuk yang lucu-lucu. Namun Dr. Bhatia mengatakan bahwa teknik ini harus sebagai cara terakhir. Karena ini bukanlah cara untuk membuat kebiasaan yang bertahan lama. Anak-anak harus belajar bahwa makanan lezat dan menyenangkan, meski dalam bentuk aslinya.
Disarankan pula untuk tidak memberi makanan fast food, minuman bersoda, atau makanan manis sebagai makanan “reward” atas usaha dan kerja keras anak. Makanan seperti itu sebaiknya diberikan hanya dalam acara-acara khusus saja. Artinya, boleh dimakan, asal tidak terlalu sering. Lagipula, jika di dalam pikiran anak tertanam bahwa makanan-makanan tersebut hanya bisa dimakan ketika ia berhasil melakukan sesuatu, maka ia akan lebih bernafsu untuk memakannya ketika ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri.
Jangan lupa untuk mengajarkan anak porsi makan yang tepat untuk makanan-makanan sehat. Jika kita mengkonsumsi makanan sehat setiap hari, adalah hal yang wajar jika kita mengkonsumsi es krim di akhir minggu, asal dalam porsi yang sewajarnya. Misal, 1 scoop, bukan double.