Jangan-jangan, itu sekadar isapan jempol belaka? Sejak semalam, Rizka kebingungan. Pasalnya, buah hati yang biasanya meramaikan rumah dengan aneka celotehan, mendadak tak seceria biasanya. Alih-alih celetukan lucu atau tawa menggemaskan, kini yang terdengar hanyalah suara batuk silih berganti. Padahal, selama ini ia selalu menjaga pola makan buah hati. Kedua anaknya tak selalu diizinkan untuk memakan es krim, sama halnya dengan makan gorengan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Refleks Tubuh
Batuk dan pilek memang bisa dibilang penyakit langganan yang menyerang Si Kecil. Virus penyebab batuk pilek mudah menyerang siapa saja, terutama anak-anak, di saat pertahanan tubuh sedang melemah.
Batuk terjadi ketika hembusan udara kuat mendorong lendir, bakteri, dan sumber iritasi lainnya dari saluran napas. Dengan kata lain, batuk bukanlah penanda adanya kesalahan di sistem tubuh, melainkan bentuk refleks untuk mengeluarkan sesuatu yang menghambat saluran napas. Justru akan berbahaya apabila benda-benda yang menghambat jalur napas tidak dapat dikeluarkan melalui batuk.
Namun, dampak lain dari batuk itu yang justru dapat mengganggu aktivitas anak, contohnya jika membuat tidur tidak nyenyak atau rasa lelah karena batuk yang terlalu sering. Lebih lanjut, apabila batuk berlangsung lama dan disertai dengan gejala flu.
Terjebak Mitos
Sama halnya dengan Rizka, mungkin Anda pun kerap bingung dengan hal yang sama. Sudah lama anak tidak minum air dingin atau es krim, tapi, kok, ia terkena batuk? Makanan serta minuman tertentu memang sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit batuk. Padahal, hal ini termasuk pada keyakinan yang keliru.
Pasalnya, penyebab penularan penyakit batuk dan pilek yang utama adalah adanya kontak dengan sumber penularan. Sebagai contoh, infeksi bisa ditularkan melalui droplet/lendir pernapasan yang mengandung virus yang keluar bersamaan dengan bersin atau batuk. Cara lainnya adalah melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lendir orang yang sedang menderita flu, misalnya ketika berjabat tangan, memegang benda yang sama, atau minum dari gelas yang sama.
Meski demikian, adanya kontak secara langsung tak berarti lantas penyakit dapat tertular. Daya tahan tubuh yang baik tetap memiliki andil, karena apabila sistem imun dalam kondisi yang baik, praktis virus dan bakteri tersebut dapat ditangkal.
Minimalkan Risiko
Ketika Si Kecil mulai terkena batuk, bukan hanya pola makan saja yang harus diperhatikan. Lingkungan sekitar rumah harus ikut dijaga agar virus dan bakteri tidak berkembang biak dan menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Apa saja yang harus dilakukan ketika gejala batuk mulai menyerang Si Kecil?
✔ Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan setelah beraktivitas untuk meminimalkan penyebaran virus penyebab batuk dan pilek.
✔ Hindarkan Si Kecil dari asap rokok dan orang yang sedang terserang batuk atau pilek.
✔ Perbanyak minum air putih untuk mengencerkan lendir sehingga lebih mudah keluar melalui batuk.
✔ Perkuat sistem imun tubuh dengan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
✔ Vaksin influenza dapat diberikan untuk meningkatkan imunitas setahun sekali.
Kenali dari Suara
Menangani batuk yang berbeda memang membutuhkan penanganan yang beda pula.
Cara termudah dapat dilakukan melalui suaranya. Dengan mendengar suara batuk anak, Anda dapat mengenali jenis batuk Si Kecil. Sebut saja batuk yang terdengar basah, batuk yang cenderung kering, dan bersin-bersin. Lebih lanjut, Anda dapat menentukan penanganan apa yang sesuai untuk buah hati.
Secara garis besar, batuk terbagi menjadi batuk berdahak, batuk tidak berdahak, serta batuk karena alergi. Untuk mengetahuinya, simak gejala ketiga jenis batuk tersebut.
Batuk Berdahak
Selain terdengar basah karena adanya dahak di tenggorokan, batuk berdahak juga diikuti sedikit rasa gatal dan kemungkinan sakit di dada juga tenggorokan. Pada kasus lainnya, terkadang anak juga mengalami sesak.
Batuk Kering
Tenggorokan akan sangat gatal, perih, dan kering, terutama di tempat yang tidak lembap seperti ruangan ber-AC.
Batuk Alergi
Saluran yang sangat peka atau sensitif terhadap asap, debu, juga suhu dingin ditengarai menjadi penyebab. Selain dikenali melalui suaranya yang berupa bersin, ciri lain adalah saluran napas gatal dan hidung tersumbat.
Pahami Komposisi
Jenis batuk yang berbeda ternyata harus ditangani dengan solusi yang berbeda pula. Sebagai contoh, Rizka tak bisa memberikan satu jenis obat batuk untuk ketiga anak dengan jenis batuk yang berbeda.
Obat batuk yang saat ini beredar di pasaran, bersifat antitusif atau menekan respons batuk, ekspektoran/mukolitik untuk mengencerkan dahak dan mengeluarkannya. Dengan mengetahui komposisi demikian, Anda tentu dapat memilih obat yang sesuai dengan keperluan anak. Namun apabila anak tak kunjung sembuh setelah seminggu diberi obat batuk, lebih baik segera konsultasikan pada dokter.