Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti sudah mempelajari bagaimana cara menggunakan retrovirus untuk memprogram ulang sel kulit agar memiliki sifat seperti sel punca embrionik. Para peneliti sedikit ragu apakah sel tersebut dinamakan sel pluripoten yang diinduksi atau sel iPS, apakah benar-benar identik dengan sel punca embrionik atau hanya mampu memproduksi beberapa tipe sel tubuh saja.
Hasil penelitian yang terakhir dan dipublikasikan Juli 2009 oleh the journals Nature and Cell Stem seperti menghilangkan keraguan yang ada. Hasil penelitian tersebut membuka pintu untuk memproduksi beberapa jenis binatang atau spesies yang tidak berbahaya. Namun bagaimanapun juga, jenis penelitian ini dapat mengarah ke dalam kloning manusia. Namun para peneliti yang terlibat berusaha menjauhkan diri dari kemungkinan tersebut.
‘Kami percaya bahwa sesuatu yang baik akan datang dari penelitian sel tikus terprogram ini. Penelitian ini pun dapat digunakan untuk mengetahui dasar suatu penyakit dan berujung kepada penemuan terapi yang dapat menyembuhkan penyakit,’ kata Fanyi Zeng dari the Shanghai Institute of Medical Genetics at Shanghai Jiao Tong University.