Merangsang Perkembangan Alat Indra Bayi dalam Kandungan

Bayi sudah peka terhadap suara sejak di kandungan. Banyak penelitian telah membuktikannya. Misalnya, bayi akan menunjukkan perubahan kecepatan mengisap dan merespon ketika mendengar musik yang biasa diperdengarkan selama ia masih berada di kandungan, atau ketika ia mendengar tuturan cerita yang pernah didengarnya saat masih di kandungan. Nah, itu, kan, ada kaitannya dengan perkembangan kognitif. Makanya, seperti dituturkan Lidia L. Hidajat, MPH., kepekaan pendengaran biasanya dikaitkan dengan perkembangan kognitif bayi selanjutnya. "Anak-anak yang pada masa bayi menunjukan kepekaan pendengaran yang baik, biasanya akan mempunyai kecerdasan yang cukup baik," kata psikolog dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta ini.

RANGSANGAN DENGAN MUSIK
Banyak cara bisa dilakukan orang tua untuk merangsang kepekaan indra pendengaran bayi. Salah satunya dengan memperdengarkan musik. Sebagaimana kita ketahui, sejumlah penelitian telah dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia, untuk melihat keterkaitan antara pemberian musik selama bayi di kandungan dengan kecerdasan.

Kendati penelitian di Indonesia, tutur Lidia, belum dapat membuktikan bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan, namun musik jelas dapat menenangkan bayi yang rewel. Jadi, tak ada salahnya Bapak-Ibu merangsang pendengaran si kecil dengan musik. Adapun jenis musik yang disarankan ialah musik klasik atau easy listening. Kenapa tidak jenis musik lain, rock, misalnya? "Karena musik rock, menurut penelitian, dapat mengakibatkan sikap agresif. Sedangkan jenis musik klasik atau musik yang easy listening memiliki nada-nada yang mudah diikuti, termasuk oleh bayi," terang Lidia. Selain musik, "suara ibu-bapak dan orang-orang yang dekat dengan bayi juga dapat merangsang kepekaan indra pendengaran si kecil," tutur Lidia.

Bahkan menurut beberapa pakar, kepekaan pendengaran bayi sebenarnya sudah terasah ketika usianya belum genap tiga hari. Bukankah sejak janin, pendengarannya sudah peka terhadap suara? Nah, pada usia sedini itu, bayi sudah bisa membedakan suara ibunya dari suara orang lain. Walaupun belum mengerti, bayi juga menunjukan perilaku yang berbeda ketika mendengar bahasa yang biasa diucapkan ibunya ketimbang bahasa lain yang asing di telinganya. Itulah mengapa, para ahli menyarankan agar ibu memberikan contoh bahasa yang baik dan benar. Jadi, jangan omong dengan pengucapan yang dicadelkan, ya, Bu-Pak. Nanti si kecil malah jadi bingung.

"Mainan gemerincing yang banyak dijual di pasaran juga dapat digunakan untuk merangsang kepekaan indra pendengaran bayi," lanjut Lidia. Pada bayi kecil yang belum dapat menggenggam, Ibu dan Bapak bisa merangsangnya dengan membantu mengguncangkan mainan di dekatnya. Lain hal pada bayi yang sudah lebih besar, ia bisa memainkannya sendiri.

HATI-HATI JULING
Bukan berarti cuma indra pendengaran saja yang perlu dirangsang, lo. "Semua indra perlu dirangsang karena ada yang sudah sempurna ketika bayi dilahirkan namun ada yang harus berkembang secara bertahap," jelas Lidia. Ambil contoh indra penglihatan. Dibanding indra lainnya, indra penglihatan yang berkembang paling akhir. Hal ini berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan organ-organ mata yang halus dan sangat rumit untuk berkembang sempurna. Itulah mengapa, jarak pandang bayi baru lahir hanya berkisar 20-30 cm. Perkembangan selanjutnya terjadi secara bertahap. "Sekitar 4 bulan, bayi sebenarnya sudah dapat membedakan warna merah, biru, hijau dan kuning meskipun belum mengerti nama-namanya," tutur Lidia.

Penglihatan ini menjadi sempurna ketika usia bayi menjelang 6 bulan. Kemudian, di usia 8 bulan ke atas, bayi sudah bisa membandingkan atau membedakan wajah satu dengan wajah lain. Nah, di usia ini, Bapak-Ibu bisa merangsangnya dengan memperlihatkan foto-foto keluarga. Saran Lidia, perangsangan indra penglihatan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang dapat menyumbang pada perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain dengan memasang gambar-gambar yang cerah-ceria di dinding kamarnya dan mainan gantung.

Khusus mainan gantung, cara menggantungnya harus benar, lo. "Mainan gantung harus dipasang simetris, jangan terlalu ke kiri atau ke kanan." Soalnya, otot mata bayi masih berkembang. Jika bayi sering melihat ke kanan terus atau ke kiri terus, bisa-bisa ia akan mengalami mata juling. Kasihan, kan? Akan halnya TV, pengaruhnya terhadap perkembangan indra penglihatan masih terus diteliti.

Yang jelas, menonton TV terlalu dekat dapat merusak mata. "Kecepatan gerak dan gambar-gambar di TV lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan kemampuan anak untuk berkosentarasi, apakah ia bisa menyesuaikan diri dengan perubahan gambar yang cepat dan sebagainya," terang Lidia. Perangsangan lain ialah mengajak bayi melihat-lihat dunia di luar rumah. Hal ini juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa bosannya. "Jangan salah, lo, kendati masih kecil, bayi juga bisa merasa bosan. Dia juga bisa merasa jenuh kalau hanya di dalam rumah terus-menerus," kata Lidia. Jadi, Bu-Pak, ajaklah si kecil berjalan-jalan. Biarkan dia mengamati pepohonan, dedaunan, bunga-bunganya, atau mobil-mobil yang lewat, dan sebagainya.

PELETAK DASAR RASA PERCAYA
Akan halnya indra peraba, merupakan indra yang pertama berkembang. Itulah mengapa, bayi sangat peka terhadap sentuhan. Menurut sejumlah pakar, kepekaan bayi terhadap sentuhan juga sudah dimulai sejak di kandungan; tepatnya sekitar usia 2 bulan kehamilan ibu dan makin sempurna ketika usia 4 bulan kehamilan. Ini bisa diamati bila tengah dilakukan pemeriksaan USG. Bila posisi tidur ibu miring, maka calon bayi akan terlihat terdorong dan tampak ia akan meringkel.

Setelah lahir ke dunia, indra peraba bayi makin terasah karena sentuhan yang ia rasakan lebih terasa. Jadi, tak benar bila ada yang mengatakan bahwa bayi tak peka akan rasa sakit dan tak peka akan suhu panas serta dingin. Bukankah bila merasa kedinginan atau kepanasan, bayi akan menangis protes? Sayangnya, tutur Lidia, indra peraba biasanya sering dilupakan untuk dirangsang. Padahal, kepekaan bayi akan sentuhan fisik ini sangat perlu dirangsang. Terlebih lagi, seperti dikatakan Eric H. Ericson, pakar psikologi perkembangan, jalinan emosional dan sentuhan pada bayi sangat penting sebagai peletak dasar basic trust ketika bayi dewasa nanti.

Jadi, Bu-Pak, mulai sekarang perhatikanlah pentingnya sentuhan dan pelukan bagi si kecil. Apalagi si kecil juga sangat menikmati perbedaan sentuhan yang didapatnya; sentuhan lembut ibu yang berbeda dengan pelukan kasar dari bapak, juga cara kakek atau nenek menggendongnya. Dalam kaitan ini, indra peraba dan indra penglihatan saling mendukung, lo. Indra penglihatan bisa membantu kedekatan ibu dan bayi, sementara indra peraba bisa membantu perkembangan indra penglihatan.

Caranya, pada saat ibu/bapak menggendong atau bermain dengan si kecil, dekatkan wajah ibu/bapak pada si kecil dan biarkan kedua tangannya yang mungil bermain di wajah bapak/ibu. Bayi senang, lo, mengamati wajah orang dari dekat. Tentu saja, agar kepekaan indra peraba bayi makin terasah, kita pun perlu membiarkannya bereksplorasi dengan mainan dan lingkungan di sekitar rumah.

Jadi, jangan buru-buru dilarang, ya, Bu-Pak, kala melihat si kecil hendak menyentuh mainan atau barang-barang di sekitar rumah. Bapak-Ibu hanya perlu mengawasinya karena ia belum mengerti apa yang berbahaya dan tidak. Bapak-Ibu juga harus menjaga keamanan lingkungan, seperti jauhkan benda-benda kecil yang mudah tertelan oleh bayi atau hati-hati dengan zat-zat kimia, dan sebagainya.

Tapi kalau tak ada hal-hal yang dapat membahayakan bayi, biarkanlah ia bereksplorasi sebebas-bebasnya. Lalu, bagaimana dengan pijat bayi? Menurut penelitian, pijat bayi dapat memberi efek positif bagi bayi-bayi prematur. "Bayi prematur yang dipijat selama 20 menit sehari akan mengalami kenaikan tubuh dan perkembangan umum dengan lebih cepat dibanding bayi prematur yang tak dipijat," tutur Lidia.
Namun begitu, tak ada salahnya bayi normal dipijat. Hanya, saran Lidia, pijat bayi lebih baik ditangani oleh ahlinya. "Kalaupun ibu mau belajar melakukannya, sebaiknya cari informasi yang tepat untuk melakukannya.

LEBIH PEKA KETIMBANG ORANG DEWASA
Jika ketiga indra di atas perlu dirangsang untuk mengasah kepekaannya, maka indra penciuman tak perlu dirangsang secara berlebihan. Pasalnya, indra yang satu ini sudah terlatih dengan sendirinya. Sebagai contoh, bayi sangat peka terhadap bau badan ibu. Jadi bila bayi kecil digendong orang lain lalu menangis, besar kemungkinan karena dia tak menyukai bau orang yang menggendongnya.

"Bayi juga sangat mengenal bau air susu ibu. Bila ada orang yang iseng ingin memberi ASI-nya, kemungkinan besar bayi akan menolak," kata Lidia. Bayi juga sangat mengenal bau kamarnya, sehingga terkadang ia rewel bila dipindahkan ke kamar yang asing baginya. Kadang, indra penciuman bayi malah lebih peka ketimbang orang dewasa. Saking pekanya, maka Lidia menganjurkan orang tua untuk mengenal bau-bau yang disukai bayi dan yang bisa membuatnya merasa nyaman; termasuk bau bedak, sabun, maupun sampo bayi, yang tentunya masih dipilihkan orang tua.

"Seringkali orang tua bingung ketika bayinya mengamuk dan rewel saat dimandikan atau diseka. Padahal ini bisa saja karena perubahan bau sabun, sampo atau kosmetik lainnya. Bukankah orang tua kadan suka menghabiskan stok kado atau mencoba produk-produk baru ?" tuturnya. Perangsangan secara berlebihan juga tak dianjurkan pada indra pengecap bayi. Apalagi bayi yang baru lahir, yang indra pengecapnya baru mengenal ASI. "ASI yang rasanya cenderung manis membuat bayi lebih peka terhadap rasa manis ketimbang asam atau pahit."

Itulah mengapa, bayi akan mengisap lebih keras ketika minuman atau air susu yang diberikan, rasanya mengarah pada manis. Tapi kalau hal ini dibasakan tentunya akan menjadi kebiasaaan yang kadang menyusahkan ketika anak tak mau minum susu kalau tak manis. Disamping itu, kebiasaan ini pun dapat merusak gigi kalau ia belum belajar cara membersihkan gigi. Setelah bayi agak besar, indra pengecapnya akan dirangsang secara naluri. "Byai akan memasukkan semua yang dapat diraih ke dalam mulutnya."

Tak usah khawatir apalagi melarang selama benda yang dimasukkan tak membahayakan bayi. Soalnya, salah satu cara bayi bereksplorasi, ya, dengan indra pengecapnya ini. Jadi, biarkan saja si kecil bereksplorasi selama segala sesuatunya aman bagi si kecil. Nah, kini Bapak dan Ibu sudah semakin paham, kan ? Mulailah untuk merangsang pancaindra si kecil agar kepekaannya makin terasah.