Meski sudah tahu sakit gigi itu menyakitkan, tapi tetap saja masih banyak orang yang malas menggosok dan merawat giginya. Sakit gigi, terutama yang disebabkan oleh karies gigi merupakan penyakit gigi yang paling sering diderita masyarakat. Menurut Riset Kesehatan Dasar Depkes, di tahun 2007 terdapat 72.1% dari seluruh masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan sebanyak 46.5% di antaranya karies aktif yang belum dirawat. Gigi berlubang timbul karena adanya plak pada permukaan gigi, yaitu lengketan berisi bakteri dan produk-produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi.
Bakteri dan kuman tersebut membentuk enzim yang diubah menjadi asam. Amas ini bersifat sangat kuat karena mampu melarutkan jaringan otot yang paling keras seperti email gigi (lapisan yang menutupi sebagian besar bagian luar mahkota gigi). Asam lalu membentuk lubang yang sangat kecil di atas permukaan gigi dan lama-kelamaan akan menjadi lubang besar. Inilah yang disebut lubang gigi.
Komplikasi dari gigi berlubang bisa terjadi bila kuman yang sudah masuk melewati saraf dan masuk ke akar gigi. "Gigi berlubang merupakan tempat jutaan bakteri yang apabila masuk ke pembuluh darah dapat menyebabkan infeksi di bagian tubuh lain; seperti di saluran pernapasan, jantung, sepsis dan otak," papar Dr.Tri Erri Astoeti, drg, MKes.
Untuk gigi yang terlanjur berlubang, pasien sebaiknya berobat ke dokter gigi agar lubangnya bisa ditambal. Bagian gigi yang rusak lalu dibor dan diganti dengan bahan seperti logam, campuran perak, porselen atau plastik untuk mengisi gigi.
Sementara itu untuk gigi yang belum berlubang atau sudah berlubang kecil, dokter Erri menyarankan untuk mengonsumsi banyak kalsium. "Makan makanan yang tinggi kalsium. Kalsium dapat membantu proses remineralisasi pada email gigi, sehingga dapat memperbaiki lubang-lubang kecil tak kasat mata," katanya dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang, di Jakarta (5/8).
Selain mengonsumsi makanana tinggi kalsium, kita juga bisa mencegah gigi berlubang dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari sehabis makan dan sebelum tidur, mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, kontrol ke dokter gigi secara teratur, serta memilih pasta gigi berfluoride.